Ujian Mental Di Balik Pandemi

Ujian Mental Di Balik Pandemi

Pandemi yang belum jelas dimana ujungnya ini membuat kita harus beradaptasi. Beberapa orang memilih patuh dengan aturan pemerintah. Beberapa orang juga memilih berbeda.

Namun di media sosial dengan jelas mempertontonkan gejala bahwa pandemi ini juga mulai menyerang mental masyarakat. Banyak yang mulai mengeluhkan sulitnya ekonomi. Banyak yang menjerit minta solusia atas dagangan mereka yang tidak bisa dijual karena tidak bisa jualan.

Disisi lain mereka juga menyadari bahwa ini bencana dunia. Seluruh dunia mengalami hal yang sama. Namun di sisi lain mereka harus mencari makan. Menghidupi keluarga. Beberapa tidak punya pekerjaan yang memungkinkah dikerjakan di rumah. Ada yang pekerjaan utamanya adalah jualan di pinggir jalan, pelayan restoran, pegawai hotel dan lain sebagainya.

Mereka yang tidak punya pilihan ini kemudian harus memutar otak untuk dapat pekerjaan yang bisa dikerjakan saat pandemi. Beberapa mencoba jualan online, beberapa menyerah.

Bagi anda yang saat ini masih diberi kesempatan kerja tentu harus bersyukur. Diluar sana ada yang sedang kesulitan untuk beli beras karena tidak ada pekerjaan. Atau omsetnya turun drastis dan harus mengubah gaya hidupnya yang lama.

Bagaimana mungkin kekacauan masyarakat dalam menghadapi pandemi ini tidak ada hubunganya dengan urusan mental manusia. Bukankah di dalam raga yang sehat terdapat jiwa yang sehat pula? Kalau pandemi ini menyerang masyarakat dengan ancaman sakit raga, maka itu artinya juga ancaman terhadap kesehatan jiwa. Iya kan?

Segala bentuk kekacauan yang bisa kita saksikan di media sosial adalah gejala umum bahwa mental masyarakat sedang tidak baik-baik saja.

Untuk itu, asuransi mobil garda oto jauh sebelum pandemi ini melanda sudah menawarkan berbagai perlindungan dari resiko di jalan. Siapa tahu dapat menghindarkan kita dari serangan mental jika sesuatu yang buruk terjadi di jalanan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *