Perihal Mesin Bus Yang Tidak Dimatikan Ketika Berhenti Di Rest Area, Pemborosan Atau Kebutuhan?

Perihal Mesin Bus Yang Tidak Dimatikan Ketika Berhenti Di Rest Area, Pemborosan Atau Kebutuhan?

Bagi anda yang memiliki bus baik itu untuk keperluan bisnis atau pribadi, tentu sependapat bahwa bus membutuhkan perlakuan yang sedikit berbeda dengan mobil pribadi pada umumnya. Mulai dari bahan bakarnya, perawatanya, hingga ketika kita memarkirkanya di tengah perjalanan. Pasalnya, kita seringkali melihat para pengemudi bus tidak mematikan mesinya ketika berhenti di rest area. Apa alasanya dan benarkah yang seperti itu? Mari kita ulas.

Setidaknya ada 2 alasan yang menurut para pengemudi bus memutuskan hal itu. Pertama adalah alasan teknikal. Saat ini mesin diesel bus sudah menggunakan turbo, jadi sangat sensitif jika mesinnya terlalu sering dinyalakan atau dimatikan. Jika teknologi turbo pada mesin diesel bus sangat sensitif dengan start engine yang terlalu sering. Juga ada anggapan bahwa mesin turbo akan lebih maksimal bekerja pada suhu mesin yang tinggi sehingga tetap menyalakan mesin saat berhenti dapat mempertahankan suhu mesin.

Alasan kedua adalah faktor kenyamanan penumpang. Jelas saja kalau mesin bus dimatikan maka sistem pendingin juga tidak dapat bekerja. Sehingga ketika bus berhenti di rest area pada siang hari yang panas dan AC-nya di matikan suhu didalamnya akan tinggi. Terutama sekali pada bus untuk penumpang umum tentu alasan ini adalah yang paling masuk akal.

Namun di sisi lain, kita sebagai orang awam, yang tidak terlalu tahu menahu mengenai pengelolaan bus, tentunya berpikir kalau langkah itu kurang tepat karena membuang-buang bahan bakar untuk hal yang tidak perlu dan juga dapat merusak mesin karena tidak mengijinkanya beristirahat.

Jika memang itu adalah langkah terbaik yang dapat dilakukan walaupun faktanya memang sedikit pemborosan bahan bakar, maka memprioritaskan sesuatu yang lebih bermanfaat adalah hal yang masuk akal dan dapat diterima. Bagi anda yang memiliki bus tidak ada salahnya anda meneliti kembali apakah itu langkah terbaik yang bisa dilakukan ataukah ada alternatif lain. Jika memang tidak ditemukan ya sudah kita pakai cara itu dengan catatan tetap ada resiko di baliknya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *